Mineral merupakan bahan anorganik yang penting bagi pertumbuhan udang. Peranannya vital dalam berbagai proses fisiologis pada udang, sehingga kecukupannya di tambak perlu diperhatikan oleh petambak.
Selama pertumbuhannya, udang menyerap mineral dari pakan maupun lingkungan perairan. Mineral yang dimaksud termasuk kalsium, magnesium, natrium, kalium, zat besi, dan tembaga. Di antara berbagai mineral yang diperlukan udang, kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) adalah dua unsur mineral yang dianggap sangat penting bagi udang.
Kalsium dan magnesium berperan penting dalam meningkatkan hasil produksi udang, karena dapat mempercepat pembentukan karapas pada udang ketika terjadi molting. Semakin cepat pembentukan karapas, maka risiko munculnya sifat kanibalisme pada udang dapat ditekan, sehingga meningkatkan survival rate (SR). Udang juga akan mudah aktif kembali dalam mencari makan pasca molting.
Selain itu, kalsium juga dapat meminimalisir kenaikan pH yang dapat terjadi saat laju fotosintesis tinggi dengan mengendapkan ion karbonat sebagai kalsium karbonat, sehingga reaksi ini meminimalkan jumlah karbonat dalam air untuk menghidrolisis dan meningkatkan pH.
Dalam air, ion kalsium dan magnesium juga dapat menetralkan muatan negatif pada partikel lempung yang tersuspensi, sehingga lempungan dapat saling menempel bersatu dan mengendap. Hasilnya, kekeruhan air dapat dikurangi.
Air secara alami mengandung mineral yang dibutuhkan oleh udang. Namun, ketersediaan mineral dalam tambak dapat berkurang karena berbagai proses yang terjadi selama budidaya, seperti terserapnya air ke dalam tanah, asimilasi ke tubuh udang, serta pergantian air. Selain berpengaruh kepada metabolisme udang, kurangnya mineral juga mempengaruhi keseimbangan fitoplankton, yang berpengaruh pada seluruh ekosistem tambak. Alhasil, udang dapat rentan mengalami stres yang ditandai dengan tekstur cangkang yang lembek atau bahkan mati. Maka, penting bagi petambak untuk mengevaluasi konsentrasi mineral di air kolam dari waktu ke waktu dan memberi perlakuan yang sesuai jika terjadi kekurangan.
Dalam budidaya udang, konsentrasi kalsium dan magnesium jarang diukur secara langsung, melainkan melalui parameter kesadahan total atau total hardness. Kesadahan didefinisikan sebagai konsentrasi kation divalen yang diwakilkan oleh kalsium dan magnesium, dalam satuan mg/L (ppm) kalsium karbonat (CaCo3).
Karena kesadahan mencerminkan konsentrasi kalsium dan magnesium dalam air tambak, serta dapat berkurang seiring dengan berjalannya budidaya, penting bagi petambak untuk melakukan cek lab secara rutin. Nilai kesadahan air yang disarankan untuk budidaya udang adalah 300 ppm.
Mineral dapat diserap oleh udang melalui pakan maupun air tambak. Perlakuan melalui air lebih disarankan karena lebih efektif dibandingkan dengan strategi modifikasi pakan. Pasalnya, larutnya mineral pada pakan ke dalam air menjadi halangan dalam pendekatan melalui pakan.
Perlakuan air untuk meningkatkan ketersediaan mineral dapat mulai dilakukan pada pertengahan budidaya atau DOC 30-60. Adapun perlakuan yang dapat dilakukan di antaranya:
Kaptan (CaCO3)
CaCo3, kalsium karbonat, atau kaptan dapat diberikan untuk meningkatkan pH, kesadahan, dan alkalinitas. Kapur ini terdiri dari kalsium yang dapat mengikat ion H di air sehingga efektif meningkatkan pH sekaligus menstabilkannya.
Dolomit (CaMg(CO3)2)
Dolomit adalah kapur dengan kandungan kalsium dan magnesium yang tinggi. Pemberian dolomit secara rutin setiap 4-7 hari dengan dosis 1–2 ppm dapat mendukung pertumbuhan plankton sehingga menjaga stabilitas air tambak.
Kapur tohor (CaO)
Kapur tohor atau CaO telah banyak digunakan untuk memperbaiki pH, menyuplai mineral yang berguna untuk udang, dan mendukung proses molting. Namun, karena efeknya yang cukup ekstrim terhadap pH, dosisnya harus diperhatikan agar tidak menimbulkan efek negatif pada udang.
Namun, pastikan untuk memberikan perlakuan di atas hanya setelah mengetahui kondisi terkini tambak dengan memantau kesadahan air serta frekuensi molting. Dosis yang diberikan juga harus disesuaikan dengan volume total air tambak agar tidak menimbulkan efek negatif pada udang.
Di saat yang sama, petambak juga perlu memastikan bahwa pakan yang diberikan pada udang mengandung mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang sehat. Pakan harus memiliki profil nutrisi yang seimbang. Selain itu, menerapkan manajemen lingkungan yang baik dan mengacu pada biosecurity juga membantu menjaga ketersediaan mineral di tambak. Menyediakan air dengan kualitas yang baik, mengolah limbah dengan benar sebelum dibuang, dan meregulasi salinitas dapat membantu menjaga kualitas air dan ketersediaan mineral agar budidaya menjadi semakin produktif berkelanjutan.