Tips Budidaya

Tren Harga Udang 2020, Bagaimana 2021?

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
26 Oktober 2023
tren-harga-udang-2020-bagaimana-2021.jpg

Bagi pelaku budidaya udang tahun 2020 terdapat beberapa momen yang cukup mendebarkan. Memulai 2020 dengan penuh harapan dan semangat mencapai peningkatan produksi nasional sebesar 250% ternyata dipukul adanya pandemi virus korona (Covid-19) pada bulan Maret 2020. Harga jual udang dari level petambak saat itu terimbas, isu adanya pembatasan kegiatan perekonomian termasuk ekspor hingga isu kenaikan harga pakan secara berantai turut menekan harga udang.

Secara nasional, titik terendah harga udang di Indonesia biasanya terjadi saat bulan Ramadan hingga menjelang lebaran yang pada tahun 2019 terjadi pada bulan Mei. Pada 2020 kemarin titik terendah terjadi lebih cepat yaitu pada bulan April meskipun berhasil merangkak naik saat memasuki pertengahan Mei. Namun, puncak tertinggi harga udang masih sama-sama terjadi pada bulan September-Oktober bahkan harga pada 2020 relatif lebih tinggi dibanding 2019. Kecenderungan harga turun sama-sama terjadi saat memasuki bulan November dan harga saat menutup tahun pada 2020 dan 2019 memiliki kisaran yang sama. Secara umum harga di pulau Jawa masih lebih tinggi dibandingkan di pulau Sumatera maupun Bali-Nusa Tenggara.

Ringkasan selengkapnya tentang harga udang di Indonesia tahun 2019 bisa dilihat di artikel sebelumnya: Trend Harga Udang 2019, Bagaimana 2020? Kemudian untuk rangkuman tren harga udang di sejumlah wilayah di Indonesia sepanjang tahun 2020 sebagai berikut.

Tren harga udang di pulau Sumatera: harga udang Lampung lebih fluktuatif

Diawali dari provinsi paling barat Indonesia, kondisi harga udang di Aceh menemui harga terendah menyentuh Rp40.000/kg untuk size 100 saat akhir April. Mulai merangkak naik memasuki Mei hingga puncaknya di akhir Agustus hingga pertengahan September mencapai Rp80.000/kg untuk size 80. Menuju akhir tahun harga udang cenderung turun. Kondisi yang tidak terlalu berbeda juga terjadi di Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Titik terendah harga jual udang dari tambak terjadi pada akhir April dan menemui puncak harga saat Agustus-September.

Kondisi cukup berbeda untuk daerah Lampung. Anjloknya harga udang di tingkat petambak terjadi sejak awal April, bedanya harga mulai merangkak naik saat pertengahan April dari Rp40.000/kg untuk size 100 pada akhir April hingga awal Mei telah berada di Rp48.000/kg untuk size 100. Kondisi ini justru lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun 2019. Saat itu, harga udang di Lampung untuk size 100 berada di harga Rp40.000/kg bahkan di bawahnya bertahan hingga Juni. Pada 2019 harga udang di Lampung naik saat memasuki Juli dan berada di puncaknya saat Agustus dan September. Pada 2020 harga udang di Lampung juga terjadi pada Agustus dan mulai merangkak turun memasuki Oktober dan masih terus cenderung turun hingga Desember kemarin.

Tren harga udang di pulau Jawa: hampir seragam

Harga udang di pulau Jawa nampaknya memiliki karakteristik yang cukup berbeda dibandingkan dengan pulau Sumatera. Perbedaan tren terutama terletak pada puncak harga tertinggi dan harga udang cenderung lebih tinggi di pulau Jawa. </p>

Harga udang daerah Banten terdapat jurang di bulan April dan Juni. Beruntung kembali mengalami kenaikan saat pertengahan Juni dan terus mengalami kenaikan maupun penurunan hingga mencapai puncak harga tertinggi pada Oktober berlaku untuk size 100 yaitu Rp60.000/kg dan untuk size 40 yang mencapai di atas Rp80.000/kg. Tren harga di Banten pada 2020 cukup mirip dengan yang terjadi pada 2019 termasuk harga per kilogram udang. Menjelang akhir tahun harga justru cenderung turun meskipun masih pada level yang sama yang terjadi pada 2019 lalu.

Awal tahun 2020 dan 2019 di pulau Jawa kecuali daerah Banten sama-sama dibuka dengan harga yang cukup menggembirakan yaitu Rp50.000-Rp55.000 per kilogram untuk size 100, tetapi lebih rendah untuk size 40 yang pada 2019 pada level Rp80.000/kg kecuali di Jawa Tengah. Titik terendah harga udang di Jawa Barat tahun 2019 terjadi saat Mei, namun pada 2020 maju menjadi April. Harga melonjak naik hingga pertengahan Mei di level Rp50.000-Rp55.000/kg untuk size 100, Rp60.000-Rp65.000/kg untuk size 70, dan di atas Rp75.000/kg untuk size 40. Harga terus mengalami fluktuasi hingga akhirnya pada akhir Oktober dan setelahnya mengalami kecenderungan turun.

Tren harga udang di tingkat petambak di daerah Jawa Tengah mirip dengan yang terjadi di Jawa Barat. Hal yang sama juga terjadi di Jawa Timur. Kecenderungan harga anjlok saat April, merangkak naik hingga pertengahan Mei dan terus mengalami fluktuasi (naik-turun) hingga akhirnya menemui puncaknya saat Oktober yaitu mencapai Rp63.000/kg untuk size 100, Rp70.000/kg untuk size 70, dan Rp85.000/kg untuk size 40. Pada penghujung tahun justru mengalami penurunan harga meskipun masih berada di level harga yang sama saat 2019 yang lalu.

Tren harga udang di pulau Bali-Nusa Tenggara: sebelas-dua belas dengan Jawa Timur

Harga udang di Pulau Bali hampir mirip dengan yang terjadi di pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Tren harga terendah terjadi sepanjang April hingga akhirnya merangkak naik hingga Juni. Selepas bulan Juni harga fluktuatif hingga akhirnya cenderung turun saat memasuki akhir tahun. Harga bulan Oktober menjadi puncak dan saat itu harga jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama dibanding tahun 2019 terdapat selisih sekitar Rp5.000/kg untuk size 100, 70, maupun 40.

Tren harga di Nusa Tenggara Barat hampir sama dengan yang terjadi di Bali dengan adanya perbedaan sedikit pada puncak harga tertinggi terjadi justru pada akhir September hingga awal Oktober.

Apakah pandemi masih akan mempengaruhi harga udang?

Harga udang tahun 2020 cukup terpengaruh dengan terjadinya pandemi. Buktinya titik terendah yang biasanya terjadi saat bulan Ramadan hingga menjelang lebaran justru terjadi bulan April, tidak lama setelah ditetapkannya wabah penyakit Covid-19 sebagai pandemi. Selain efek pandemi, harga udang masih dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, di antaranya:

  • Harga kebutuhan budidaya seperti harga pakan, benur, probiotik, dan kebutuhan budidaya lainnya
  • Harga peralatan tambak
  • Harga komoditas lain yang berhubungan
  • Nilai tukar dolar, terutama berimbas pada impor bahan baku pakan
  • Kondisi cuaca
  • Permintaan pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor

Poin 1 dan 2 akan berpengaruh pada ongkos produksi yang ikut berperan pada penentuan harga jual. Kondisi cuaca mempengaruhi produktivitas budidaya yang akhirnya juga berpengaruh pada pemenuhan permintaan pasar. Cuaca kurang bersahabat biasanya terjadi pada pertengahan tahun saat memasuki musim hujan yang dapat memicu berbagai permasalahan budidaya. Pada 2020 permintaan pasar cukup mendikte harga udang terutama adanya kecenderungan kenaikan jumlah ekspor.

Bagaimana harga udang 2021 mendatang? Sejauh ini harga masih stabil sejak bulan Desember. Kisaran harga kurang lebih masih sama dengan yang terjadi pada 2020 dan 2019 lalu. Harga diprediksi akan tergantung dengan permintaan pasar ekspor terutama kemampuan daya saing Indonesia dengan India dan Vietnam untuk merebut pasar ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang. Tren 2020 mungkin belum bisa untuk dijadikan patokan tren 2021 kedepan. Masih berlangsungnya pandemi membuat prediksi harus lebih hati-hati. Meskipun sektor industri udang nampaknya tidak terdampak karena menunjukkan produktivitas yang tetap baik. Harapan tetap sama, produktivitas naik diiringi keuntungan semaksimal mungkin.

Tetap jaga kesehatan dan kebersihan, pandemi belum usai. Menolak menyerah dan tetap berbudidaya!

Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.