Tips Budidaya

3 Jenis Udang Ekspor dan Tips Meningkatkan Kualitasnya!

Bambang Prakoso
Bambang Prakoso
26 Oktober 2023
tips-menghasilkan-udang-kualitas-ekspor.jpg

Udang telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang menggiurkan. Buktinya, udang vaname dan udang windu menjadi contoh jenis udang yang kerap diekspor oleh petambak Indonesia.

Nah, jika Anda ingin meningkatkan daya saing produk udang Anda di pasar global, tentunya Anda harus memperhatikan kualitas udang yang akan Anda ekspor.

Ingin tahu lebih lanjut tentang berbagai jenis udang ekspor dan tips untuk meningkatkan kualitasnya? Yuk simak artikel ini lebih lanjut!

Jenis-Jenis Udang Komoditas Ekspor

Beberapa contoh jenis udang yang kerap diekspor adalah udang vaname, udang windu, dan udang jerbung. Berikut penjelasan detailnya:

1. Udang Vaname

Sejarah Budidaya Udang Vaname Udang vaname adalah jenis udang yang memiliki keunggulan seperti pertumbuhan yang cepat, ketahanan terhadap penyakit yang cukup baik, dan masa pemeliharaan yang singkat.

Udang vaname juga cenderung memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi selama proses pemeliharaan, sehingga kepastian produksinya cenderung lebih stabil.

Selain itu, toleransi udang vaname terhadap pakan yang bervariasi menjadikan manajemen pakan jenis udang ini lebih fleksibel.

Pasar Amerika Serikat adalah salah satu destinasi utama ekspor udang vaname karena ketersediaannya dalam berbagai ukuran yang sesuai dengan preferensi pasar tersebut.

2. Udang Windu

Udang windu dikenal juga sebagai tiger shrimp. Jenis udang ini dikenal dengan badannya yang besar dan dagingnya yang gurih.

Udang windu kerap diekspor ke Jepang dan kawasan Eropa. Rasanya dan ukuran badannya yang besar merupakan faktor penting yang menarik konsumen di kedua pasar tersebut.

Umumnya, udang windu punya harga jual yang lebih tinggi dibanding udang vaname. Namun, jenis udang ini memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap penyakit dibanding udang vaname, sehingga proses pemeliharaannya cenderung lebih rumit.

3. Udang Jerbung

Udang Jerbung memiliki tubuh berwarna putih kekuning-kuningan dengan bintik coklat dan hijau. Bagian ujung ekor dan kaki berwarna merah, serta antena juga berwarna merah dengan beberapa garis merah tua.

Jenis udang yang satu ini memiliki daging yang lezat dan kandungan gizi yang tinggi, yang mana membuatnya memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi di pasar ekspor.

Meskipun permintaan ekspor Udang Jerbung cukup tinggi, pasokannya masih bergantung pada hasil tangkapan dari alam. Walau begitu, potensi budidaya udang jerbung masih punya prospek yang cerah untuk memenuhi permintaan pasar.

Tips Menghasilkan Udang dengan Kualitas Ekspor

Agar udang yang Anda budidayakan layak untuk diekspor, ada sedikit tips untuk mencapai hasil panen yang maksimal dan memiliki kualitas terbaik, berikut tips lengkapnya:

1. Hindari Penggunaan Antibiotik Selama Budidaya

Penggunaan antibiotik telah dilarang oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri No. 52 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Obat Ikan.

Antibiotik dilarang karena dapat terakumulasi dalam tubuh udang dan akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi, seperti terganggunya sirkulasi darah hingga Gray Baby Syndrome yang berpotensi menyebabkan kematian pada bayi.

Selain itu, pemberian antibiotik hanya akan mengatasi permasalahan budidaya secara sementara, karena berpotensi membunuh bakteri yang berperan dalam penguraian amonia dan menurunkan kualitas air.

2. Terapkan Biosekuriti

Anda perlu menerapkan biosekuriti pada sistem budidaya. Mulai dari saat air masuk, saat pengelolaan air dalam kolam budidaya, hingga saat air keluar.

Mengapa penerapan biosekuriti sangat penting? Karena biosekuriti dapat meminimalisir serangan penyakit yang berasal dari luar kolam, sehingga survival rate (SR) udang menjadi optimal dan kualitas udang yang dipanen pun menjadi lebih berkualitas.

3. Jaga Kualitas Air Tambak

Lingkungan perairan kolam yang baik dapat berpengaruh pada kualitas udang yang akan dipanen. Sebab, parameter kualitas air tambak yang terkontrol dengan baik akan berdampak positif pada pertumbuhan udang.

Perlakuan seperti penyiponan maupun pengendalian biofilm selain mengontrol konsentrasi amonia juga dapat meminimalisir masuknya bakteri patogen dalam tubuh udang yang menimbulkan penyakit dalam tubuh jika dikonsumsi.

4. Cek Kondisi Udang Secara Berkala

cek-anco-dan-sampling.jpg Anda juga perlu mengecek udang dengan anco dan melakukan sampling. Melalui keduanya, Anda bisa mengecek keseragaman ukuran udang, kondisi cangkang udang, hingga gejala penyakit yang menyerang udang.

Dengan begitu, berbagai masalah budidaya yang timbul bisa ditanggulangi, sehingga Anda dapat memaksimalkan keuntungan budidaya.

Empat hal di atas merupakan rutinitas yang kerap dilakukan petambak. Jadi bukan merupakan hal baru dan cukup mudah untuk dilakukan, yang terpenting adalah konsistensi dan komitmen untuk menjaga budidayanya menghasilkan udang yang sehat.

Kesimpulan

Sekarang Anda sudah tahu jenis-jenis udang yang kerap menjadi komoditas ekspor, lengkap dengan tips untuk meningkatkan kualitasnya.

Jika Anda tertarik untuk mulai mengekspor udang, pilihan yang tepat adalah udang vaname, udang windu, dan udang jerbung.

Anda juga bisa meningkatkan kualitas udang budidaya Anda dengan cara berikut:

  1. Menghindari penggunaan antibiotik
  2. Menerapkan biosekuriti
  3. Menjaga kualitas air tambak
  4. Mengecek kondisi udang secara berkala

Jika Anda memutuskan untuk mulai mengekspor udang, pastikan Anda menggunakan JALA App untuk mendukung keberhasilan budidaya Anda!

JALA App membantu Anda mencatat, memantau, dan memahami kondisi budidaya dengan lebih mendalam dan praktis. Daftarkan diri Anda segera di app.jala.tech dan unduh versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store untuk memulai perjalanan budidaya Anda bersama JALA!

Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.