Kualitas benur adalah salah satu penentu keberhasilan budidaya. Benur yang baik akan berkontribusi pada hasil panen yang maksimal dan minimnya permasalahan selama budidaya. Menurut Juliadi (2012), benur yang baik didefinisikan sebagai benur dengan Survival Rate yang tinggi sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Untuk memperoleh benur yang baik dan tentunya berkualitas, petambak perlu menerapkan strategi yang tepat. Penting bagi petambak untuk mengenali kriteria dan ciri-ciri benur yang baik dan berkualitas untuk meminimalisir permasalahan ketika budidaya berlangsung.
Benur yang baik akan menunjukkan beberapa tanda yang terlihat secara kasat mata. Beberapa ciri benur yang baik dijabarkan secara lebih rinci di bawah ini:
1. Benur memiliki sertifikat SPF
Benur dengan SPF atau Specific Pathogen Free memiliki arti bahwa benur tersebut telah bebas dari patogen tertentu yang bisa menyebabkan penyakit. Benur telah melewati karantina ketat karena dihasilkan dari fasilitas pembenihan yang menerapkan standar biosecurity tinggi.
2. Bentuk fisik benur baik
Tubuh dan organ benur utuh, transparan, tanpa bercak, dan tidak pucat, antena dan ekor dapat membuka, serta isi usus tidak putus.
3. Ukuran benur seragam
Benur yang digunakan sebaiknya berukuran minimal PL 10 dengan asumsi organ pencernaannya sudah sempurna. Minimal keseragamannya adalah 80%.
4. Pergerakan benur aktif
Pergerakan benur yang baik dan sehat dapat diamati. Umumnya, benur sehat akan melakukan fototaksis positif, artinya benur cenderung bergerak mendekati cahaya dan tersebar merata di wadah atau melawan pergerakan arus. Benur yang baik juga reaktif terhadap rangsangan (melentik ketika wadah tempatnya berada dikejutkan).
5. Benur lulus uji stres lebih dari 95%
Tidak hanya tanda fisik yang terlihat secara kasat mata, petambak juga perlu memastikan kualitas benur dari uji stres. Uji stres dilakukan untuk menentukan tingkat kelangsungan hidup benur. Uji stres dapat dilakukan menggunakan air tawar atau formalin 100 ppm selama 30 menit. Benur yang sehat akan lulus uji stres dengan tingkat kelangsungan hidup lebih dari 95%.
Sementara itu, ciri-ciri benur yang kurang baik adalah sebagai berikut:
1. Ukuran benur bervariasi
Ukuran benur yang bervariasi atau berbeda-beda (blantik) akan berpengaruh pada pertumbuhannya di kolam. Pertumbuhan udang menjadi tidak seimbang dan memicu terjadinya persaingan pakan. Hasilnya, tingkat kanibalisme benur akan meningkat dan tingkat kelangsungan hidupnya menjadi rendah.
2. Organ tidak lengkap
Benur yang kurang baik memiliki usus dan hepatopankreas berukuran kecil. Organ lainnya seperti ekor dan antena tidak aktif bergerak.
3. Warna benur pucat atau memerah
Tampilan benur yang kurang baik cenderung pucat atau bahkan memerah, tidak transparan.
4. Pergerakan benur lambat
Benur dalam keadaan kurang baik biasanya bergerak lambat, berputar-putar, mengikuti pergerakan arus, atau bahkan sama sekali diam. Ini juga menandakan bahwa benur dalam kondisi lemah.
Benur yang biasa digunakan oleh petambak untuk mulai berbudidaya adalah benur yang telah memasuki fase post-larvae. Benur ini bisa didapatkan dari indukan berkualitas di hatchery (tempat pembenihan) berstandar tinggi dan terpercaya. Sebaiknya pilih hatchery yang sudah benar-benar terbukti kualitas benurnya dan mendapat testimoni baik dari petambak. Selain itu, pastikan hatchery telah berizin supaya lebih terjamin.