Penyakit Udang

Penyakit AHPND pada Udang dan Tanda-Tandanya

Chandrika Agustiyana
Chandrika Agustiyana
26 Oktober 2023
ahpnd-on-shrimps-and-its-signs.jpg

Produktivitas budidaya udang berkaitan erat dengan produksi yang dihasilkan pada budidaya dan dipengaruhi oleh tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR). Penyakit menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya SR. Salah satu penyakit dengan dampak kematian tinggi sehingga berdampak pada penurunan produksi serta kerugian finansial pada industri budidaya yakni penyakit AHPND.

Penyakit AHPND atau Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease merupakan penyakit udang yang disebabkan oleh bakteri Vibrio parahaemolyticus. Penyakit AHPND ini dikenal juga dengan Early Mortality Syndrome (EMS) yang menyerang stadia post larva dan menyebabkan kematian hingga 100% dalam 20-30 hari setelah penebaran. 

Vibrio parahaemolyticus merupakan bakteri gram negatif bersifat halofilik, artinya menyukai lingkungan dengan salinitas tinggi. Deteksi bakteri Vibrio parahaemolyticus strain AHPND dapat dilakukan dengan menggunakan real time PCR (RT-PCR) dengan tingkat akurasi dan waktu identifikasi yang cepat. Meskipun petambak juga dapat melakukan screening awal tanda infeksi.

Penyakit ini menyerang udang pada masa awal budidaya ditandai dengan kerusakan pada hepatopankreas (nekrosis hepatopancreatic akut). Beberapa tanda lainnya yang muncul pada udang yang terserang penyakit AHPND antara lain:

  1. Pada pembenihan, gerakan larva menjadi lemah dan hepatopankreas menjadi mengkerut dan pucat  
  2. Terjadi kematian mendadak pada larva dan post larva lebih dari 30% 
  3. Usus kosong karena tidak terisi makanan 
  4. Kerapas yang lunak 
  5. Udang yang menjadi berenang berputar 
  6. Udang yang sekarat akan tenggelam ke dasar tambak

Berikut merupakan kenampakan perbandingan udang vaname normal dan terserang AHPND:

Sumber: https://www.agriculture.gov.au/sites/default/files/documents/acute_hepatopancrea tic_necrosis_disease.pdf 

Perbedaan mencolok udang vaname dalam kondisi normal memiliki usus yang terisi dan hepatopankreas berwarna coklat. Udang vaname yang terserang AHPND perutnya kosong dan hepatopankreas yang pucat dan menciut. 

Penyebaran penyakit AHPND sendiri beragam melalui air, induk, ataupun pakan. Penyebaran melalui induk disebabkan oleh induk udang yang digunakan telah terinfeksi AHPND dan akan menyebar ke telur yang diproduksinya. Penyebaran melalui pakan terjadi akibat sumber pakan tersebut terkontaminasi bakteri patogen AHPND dan terbawa pada pakan udang yang diproduksi.

Terdapat beberapa ciri tambak yang beresiko tinggi terjangkit penyakit AHPND, jangan sampai tambak Anda ditemukan tanda-tanda berikut:

  1. Tambak dengan padat tebar tinggi yaitu padat tebar lebih dari 100 ekor/m²
  2. Tambak dengan salinitas tinggi yaitu lebih dari 20 ppt 
  3. Kualitas air dalam yang buruk
  4. Persiapan tambak yang kurang sempurna 
  5. Kualitas pakan yang buruk 
  6. Oksigen terlarut (DO) yang terlalu rendah

Mencegah bukan pekerjaan yang mudah, tetapi jauh lebih baik dibanding saat terinfeksi AHPND. 

Sumber

Azhar F. 2018. Aplikasi Bioflok yang dikombinasikan dengan Probiotik untuk Pencegahan Infeksi Vibrio parahaemolyticus pada Pemelihaaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Journal of Aquaculture Science. 3 (4): 128 – 137.

Fajriani B, Budiharjo A, Pujiyanto S. 2018. Isolasi dan identif ikasi molekuler bakteri antagonis terhadap Vibrio parahaemolyticus patogen pada udang Litopenaeus vannamei dari produk probiotik dan sedimen mangrove di Rembang. Jurnal Biologi. 7(1) : 52-63.

Hamzah, Herawaty, Hasmawati. 2021. Uji daya hambat madu, bawang merah, dan jahe terhadap beberapa jenis bakteri Vibrio sp.. SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science. 2(2): 118-125.

Han JE, Tang KFJ, Pantoja CR, White BL, Lightner DV. 2015. qPCR assay for detecting and quantifying a virulence plasmid in acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) due to pathogenic Vibrio parahaemolyticus. Aquaculture. 442:12–15.

Lightner DV, Redman CR, Pantoja BL, Noble LM, Nunan, Loc Tran, 2013. Documentation of An Emerging Disease (Early Mortality Syndrome) In SE Asia & Mexico. OIE Reference Laboratory For Shrimp Disease, Department of Veterinary Science & Microbiology, School of Animal And Comparative Biomedical Science. 

Muchtar M, Farkan M, Mulyono M. 2021. Productivity of vannamei shrimp cultivation (Litopenaeus vannamei) in intensive ponds in Tegal City, Central Java Province. Journal of Aquaculture and Fish Health. 10(2):147–154.

Nainggolan RKS, Yuhana M, Sukenda S, Sariati WNE. 2020. Deteksi Vibrio parahaemolyticus menggunakan marka gen PirA pada udang vanname (Litopenaeus vannamei) dengan real time PCR. Jurnal Riset Akuakultur. 15(2). 111 - 119.

Tentang Penulis

Chandrika Agustiyana adalah mahasiswi Ilmu Akuakultur Institut Pertanian Bogor (IPB).

Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.