Tips Budidaya

Pentingnya Aspek Carrying Capacity dalam Budidaya Udang

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
26 Oktober 2023
the-importance-of-carrying-capacity-in-shrimp-cultivation.jpg

Pernah mengalami budidaya yang seperti menunjukkan perkembangan stagnan atau justru pertumbuhan cenderung menurun?

Bisa jadi daya dukung atau carrying capacity tambak menurun. Daya dukung juga berkaitan dengan lingkungan sekitar, terutama lingkungan tempat mendapat suplai air untuk budidaya dan cara membuang air limbah budidaya.

Apa itu carrying capacity?

Carrying capacity (CC) atau daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk menunjang berbagai aktivitas makhluk hidup di dalamnya dengan kondisi yang seimbang. Carrying capacity juga dapat diartikan sebagai batas suatu lingkungan untuk menampung pertumbuhan dan kehidupan organisme yang ada.

Akuakultur erat kaitannya dengan kondisi perairan. Daya dukung lingkungan di akuakultur meliputi kualitas dan kuantitas air yang cukup untuk mendukung kehidupan organisme. Di tambak udang, daya dukung turut dipengaruhi oleh ketersediaan pakan dan jumlah populasi udang yang dibudidayakan.

Apa yang terjadi jika carrying capacity melampaui batas?

Daya dukung pada tambak udang menunjukkan kapasitas maksimal kolam dapat mengakomodir seluruh beban yang dihasilkan dari proses budidaya. Tanda-tanda tambak telah mencapai titik maksimal daya dukung di antaranya pertumbuhan udang (ADG) mulai melambat, kualitas air menjadi lebih labil (terutama DO), dan terdapat banyak penumpukan materi organik.

Daya dukung semakin turun seiring bertambahnya umur budidaya. Salah satu potensi paling berbahaya dari daya dukung yang tidak lagi optimal adalah membuat penyakit mudah menginfeksi dan menyebar di tambak. Materi organik yang tersedimentasi di dasar akan menjadi sarang tumbuhnya bakteri patogen (dapat menimbulkan penyakit).

Tambak udang rentan menumpuk sedimen materi organik. Ditambah adanya pengadukan oleh arus, aktivitas siphon, sampling, panen parsial, dan penyebab lainnya yang dapat menyebabkan up-welling (pengadukan) akan mempengaruhi stabilitas kualitas air. Up-welling ini akan menurunkan DO dan mengaduk berbagai zat-zat toksik seperti hidrogen sulfida (H2S) dan amonia.

Bagaimana cara menjaga carrying capacity tambak udang?

Semakin lama umur budidaya akan menurunkan carrying capacity, tetapi secara prinsip dapat diatasi dengan beberapa perencanaan sebelum budidaya dimulai dan beberapa di antaranya dapat dilakukan sebagai langkah penanganan di tengah budidaya berlangsung. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

  1. Rencanakan program pakan yang lebih baik

Jika tambak mengalami penumpukan materi organik, program pakan perlu diperbaiki. Pilih pakan berkualitas dan buat program pakan yang tepat. Misalnya, pilihlah pakan yang memiliki stabilitas dan atraktabilitas yang baik. Kemudian pada program pakan pertimbangkan nafsu makan dan kondisi cuaca dalam menentukan jumlah pakan.

Baca artikel terkait: Otak-atik Program Pakan

  1. Siphon dan penggantian air

Sedimen materi organik yang berlebih dapat menyebabkan tingginya amonia dan gas sulfida. Maka, siphon atau menyedot lumpur di dasar kolam perlu dilakukan. Baca artikel terkait: Siphon: Sedot Lumpur Sarang Bahaya

Kemudian, penggantian air juga menjadi cara yang dapat dilakukan untuk 'memperbarui' air yang jenuh. Namun, penggantian air dilakukan perlahan karena tujuannya untuk menjaga stabilitas kualitas air. Gunakan air yang telah disiapkan, yaitu dipastikan bebas patogen dan bibit predator. Baca artikel terkait: Mengganti Air, Meningkatkan Kualitas Air

  1. Gunakan probiotik

Dalam budidaya yang sedang berlangsung, peningkatan daya dukung dapat dilakukan dengan penambahan probiotik. Probiotik dengan berbagai pilihan komposisi strain bakteri akan berperan dalam mengurai materi organik, kompetitor bakteri patogen di sedimen maupun di tubuh udang, dan membantu pertumbuhan udang.

Baca artikel terkait: Probiotik: Menjaga Kesehatan Udang dan Kualitas Air

  1. Terapkan sistem bioflok

Sistem bioflok pada budidaya udang merupakan prinsip budidaya dengan membatasi penggantian air dan menjaga keseimbangan rasio karbon terhadap nitrogen (C/N ratio). Metode budidaya ini sangat mempertimbangkan carrying capacity sehingga target budidaya akan menyesuaikan daya dukung yang diciptakan.

  1. Melakukan panen parsial

Tingginya kompetisi makan antara udang dapat terjadi seiring bertambahnya ukuran udang. Hal tersebut terjadi terutama pada tambak yang menerapkan padat tebar tinggi. Jika hal ini dibiarkan ADG akan cenderung stagnan, kondisi tersebut dapat diatasi dengan melakukan panen parsial.

Baca artikel terkait: Panen Parsial yang Aman

  1. Gunakan aerator

Aerator merupakan salah satu produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga daya dukung lingkungan di tambak udang. Aerator akan menyuplai oksigen terlarut dalam air akan membantu proses kimia degradasi berbagai bahan organik. Sisa pakan dan kotoran hasil metabolisme udang yang mengendap akan dikumpulkan dibantu oleh arus yang diciptakan oleh aerator. Maka jumlah dan tata letak aerator atau kincir di tambak udang itu tidak sembarangan.

Baca artikel terkait: Tips Menentukan Letak dan Jumlah Kincir

Selain itu, di luar masa persiapan dan budidaya berlangsung, langkah memaksimalkan daya dukung lingkungan dilakukan pada jeda antar siklus. Proses jeda antar siklus budidaya selain untuk masa peralihan juga menjadi penting untuk mengistirahatkan kolam. Kolam perlu dilakukan penanganan seperti pembersihan kotoran yang tersisa. Salah satunya sisa pakan dan kotoran yang menempel di dinding dan dasar kolam yang sulit terdegradasi secara alami.

Carrying capacity tambak penting, tapi carrying capacity lingkungan sekitar lebih penting!

Limbah yang dihasilkan dari proses budidaya udang mengandung berbagai unsur hara dengan konsentrasi tinggi, seperti nitrogen dan fosfor. Semuanya merupakan produk samping dari budidaya. Limbah dari tambak udang dapat berdampak signifikan pada lingkungan dan tambak sekitarnya. Apalagi jika limbah dibuang langsung tanpa dilakukan perlakuan.

Dalam jumlah yang sedikit, limbah tambak dapat menguntungkan lingkungan karena mengandung unsur hara. Namun, ratusan hingga ribuan hektar tambak yang membuang limbah langsung ke badan air (sungai atau muara) atau ke laut akan secara signifikan mengganggu keseimbangan perairan.

Yang terjadi adalah menurunnya carrying capacity lingkungan secara luas. Lingkungan memiliki kemampuan untuk memulihkan dirinya sendiri. Namun, tidak dapat terjadi jika input lebih besar dari kapasitas tampung yang dimiliki lingkungan. Carrying capacity di budidaya udang berkaitan kualitas dan kuantitas air yang digunakan di budidaya, tetapi yang lebih penting adalah yang ada di lingkungan sekitar tambak dan limbah sisa aktivitas tambak.

Perairan yang jenuh menimbulkan penurunan kualitas lingkungan dan secara bersamaan akan berdampak pada kegiatan budidaya. Limbah budidaya yang terinfeksi penyakit juga dapat menjadi sarana penyebaran penyakit. Sudah terbayang apa yang terjadi jika tambak Anda mengambil dari perairan yang jenuh itu? Ya, tambak akan berpotensi terinfeksi.

Daya dukung tambak udang yang baik sejalan dengan terciptanya keseimbangan lingkungan alam maupun masyarakat. Daya dukung yang terjaga akan membuat tambak udang dapat beroperasi untuk jangka waktu yang lama. Sudah tentu juga akan membuat bisnis akan berlangsung lama.

Carrying capacity tambak penting, carrying capacity lingkungan sekitar lebih penting untuk membuat budidaya udang berkelanjutan.

 

Referensi:
Info Akuakultur. Tantangan Mengembalikan Daya Dukung Tambak
Nanobubble. Carrying Capacity
The Fish Site. How To Manage Water Effluent from Shrimp Farms
Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.