Sepanjang proses budidaya udang, penerapan biosekuriti adalah aspek yang tidak bisa dilupakan oleh petambak. Biosekuriti adalah upaya mencegah masuk dan tersebarnya organisme penyebab dan pembawa penyakit dalam ekosistem budidaya. Rangkaian upaya ini harus menjadi bagian utama dalam budidaya udang.
Salah satu manfaat biosekuriti adalah pencegahan hama, yaitu segala organisme yang keberadaannya tidak diinginkan dan dianggap merugikan. Terdapat 3 jenis hama dalam budidaya udang, yaitu predator (pemakan udang), kompetitor (pesaing ruang dan makanan), dan perusak (merugikan bagi fasilitas budidaya). Penerapan biosekuriti untuk menghindari hama pun dapat disesuaikan dengan jenisnya.
Contoh predator yang mungkin hadir di sekitar tambak adalah beberapa jenis ikan, biawak, ular, hingga burung laut. Bibit ikan predator bisa masuk bersamaan dengan air yang dimasukkan ke kolam budidaya, sedangkan hewan liar bisa masuk jika tambak tidak dikelilingi tembok.
Untuk menghindari hama predator, langkah biosekuriti yang dapat dilakukan di antaranya:
Hama jenis kompetitor atau pesaing di antaranya cebong, ikan herbivora, atau udang jenis lain. Persaingan untuk oksigen yang cukup, area makan, hingga sumber makanan bisa mengancam pertumbuhan udang dan menurunkan produktivitas budidaya.
Untuk menghindari hama kompetitor, langkah biosekuriti yang dapat dilakukan di antaranya:
Fasilitas budidaya dapat dirusak oleh hama kepiting karena dapat merusak pematang atau tanggul tambak hingga melubangi plastik yang melapisi dasar dan dinding kolam. Seperti halnya bibit predator, bibit kepiting bisa masuk bersamaan dengan air atau melalui celah di sekeliling tambak.
Untuk menghindari hama predator, langkah biosekuriti yang dapat dilakukan di antaranya:
Selain itu, pastikan Anda melakukan kontrol atau inspeksi keliling secara berkala agar dapat melakukan tindakan sesegera mungkin jika terdapat hama di tambak. Penting untuk diingat juga bahwa pestisida sebaiknya tidak digunakan karena membunuh makanan alami sehingga udang sulit tumbuh. Selain itu, kualitas air di dasar kolam juga akan memburuk, dan buangan air yang mengandung pestisida akan merusak lingkungan.
Jika memang melakukan perlakuan kimia untuk membasmi hama, pastikan penggunaannya harus bijak dan tidak keluar dari lingkungan tambak untuk menjaga keseimbangan lingkungan di sekitarnya.
Menghindari hama adalah salah satu bentuk upaya biosekuriti di tambak. Namun, pastikan Anda tidak melupakan aspek biosekuriti lainnya, seperti menentukan kepadatan tebar yang tepat, menggunakan benur SPF dan SPR, dan menerapkan protokol sanitasi ketat bagi semua pekerja yang keluar-masuk tambak.