Industri Udang

Industri Udang China: Produktif dan Konsumsi Lokal Tinggi

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
26 Oktober 2023
china-shrimp-industry-landscape-productive-and-high-local-consumption.jpg

China menjadi salah satu negara produsen udang terbesar di dunia. Di saat yang sama, China juga menjadi negara dengan konsumsi udang terbesar setelah Amerika Serikat dan Jepang. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi udangnya, China masih harus mengimpor udang dari negara-negara lain.

Budidaya udang di China

Budidaya udang di China telah berlangsung dari 1970-an hingga kini. Bermula dari 1.300 hektar lahan tambak pada 1978, pada 2011 luasnya telah mencapai 300.000 hektar. Pada 1988, udang vaname diperkenalkan di China.

Sebelum 1995, udang jenis Fenneropenaeus chinensis menjadi spesies penting bagi budidaya udang di China dengan produksi yang mencapai 40.000 ton pada tahun 1979. Produksi udang China terus meningkat saat udang jenis vaname diperkenalkan.

Grafik produksi udang China (Sumber: Meng et al., 2015)

Perkembangan budidaya udang dalam skala besar terjadi pada 2000-an. Meski begitu, China sempat mengalami kejenuhan pasar udang dan masuknya spesies lain selain udang vaname, budidaya udang vaname sempat mengalami tren penurunan.

Area utama untuk budidaya udang vaname berlokasi di pesisir selatan seperti provinsi Fujian, Guangdong, Shandong, dan Hainan. Empat provinsi tersebut mencakup lebih dari 90% produksi udang nasional. Perkembangan budidaya udang turut mendongkrak industri terkait seperti indukan, pembenihan, pakan, kesehatan, processing, dan transportasi.

Menghadapi dilema permintaan ekspor dan pasar domestik

Pada 2015, produksi udang budidaya China mencapai 1,8 juta ton. Dalam hal penjualan hasil produksi, China mengalami lonjakan permintaan domestik sehingga tren ekspor udang China justru mengalami penurunan karena hasil produksi mayoritas diserap untuk pemenuhan kebutuhan domestik.

Peningkatan permintaan pasar domestik China membuat para pelaku industri udang di China memikirkan cara untuk meningkatkan hasil panen dan keseluruhan produktivitasnya.  Di saat yang sama, pelaku budidaya udang di China mengalami dilema, yaitu tuntutan untuk terus meningkatkan produktivitas yang harus diseimbangkan dengan aspek keberlanjutan. Hal tersebut diatur oleh pemerintah pusat dan daerah di China dengan memperketat regulasi lingkungan.

Produksi udang di China kini berupaya untuk menaati regulasi untuk meminimalisir pencemaran perairan. Salah satu isu yang dihadapi adalah overstocking yang efeknya berantai ke keseimbangan daerah pesisir. Pemerintah China meminta pelaku budidaya untuk membuat tata letak dan manajemen yang lebih baik.

Meningkatnya standar yang diterapkan pemerintah China untuk para pelaku budidaya udang berdampak pada penurunan pemenuhan suplai domestik. Hal itu yang menyebabkan China masih perlu mencari udang dari produsen lain seperti Vietnam dan Ekuador.

Upaya pemerintah China untuk mempertegas regulasi operasional tambak yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dapat menjadi poin pembelajaran penting bagi pelaku budidaya udang Indonesia. Meski menghadapi permintaan udang yang meningkat, pelaku industri harus tetap meningkatkan kesadaran untuk menjaga keseimbangan dengan lingkungan. Hal tersebut terutama untuk menjaga keberlanjutan industri udang.

 

Referensi:
Quifen, D., Zhidong, P., Song, Z., and Yong, Y. An Overview of Shrimp Feed Industry in China. hinter.com
Short history of the Chinese Vannamei shrimp industry and trends | Rodaint
Godfrey, M. 2016. China’s shrimp industry still leads, but problems loom | SeafoodSource
Meng, X., Wang, Q., Kon, J., Li, J., and Huang, J. 2015. Shrimp farming in China: Lessons from its developmental history | Responsible Seafood Advocate
Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.