Tips Budidaya

Molting pada Udang: Tahapan dan Cara Menanganinya [Penting!]

Bambang Prakoso
Bambang Prakoso
26 Oktober 2023
bulan-purnama-dan-molting-udang.jpg

Bagi petambak udang, memahami fenomena molting pada udang merupakan salah satu kunci untuk memastikan pertumbuhan optimal dari udang budidaya.

Sebab, molting alias pergantian kulit pada udang adalah tahap yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup udang secara keseluruhan.

Oleh karena itu, di artikel ini kita akan membahas apa itu molting pada udang, tahapannya, serta cara menangani udang di fase ini. Dengan begitu, harapannya Anda dapat tetap mengoptimalkan pertumbuhan udang saat menjalani proses krusial ini.

Apa itu Molting?

Molting adalah proses di mana udang mengalami pergantian kulit atau eksoskeleton mereka. Proses molting terjadi secara berkala dalam siklus hidup udang, sekitar 3 hingga 8 minggu sekali.

Pada tahap ini, lapisan kulit lama menjadi terkelupas dan digantikan oleh kulit yang baru yang terbentuk di bawahnya.

budidaya udang.jpg

Meskipun molting adalah bagian alami dari siklus hidup udang, tahap ini perlu dipahami para petambak. Sebab, udang akan lebih rentan terhadap penyakit selama proses molting karena mereka kehilangan perlindungan dari cangkang lama yang terkelupas.

Oleh karena itu, penting bagi petambak untuk memberikan perhatian khusus pada udang yang sedang dalam proses molting. Caranya dengan menyediakan lingkungan yang stabil dan memantau kondisi air serta nutrisi untuk mengurangi stres pada udang.

Tahapan Proses Molting pada Udang

Dalam proses molting, ada empat tahap yang dilalui oleh udang, yaitu: pre-molting, molting, post-molting, dan inter-molting. Berikut adalah penjelasan detail mengenai keempat tahap tersebut:

1. Pre-Molting

Pre-molting merupakan tahap persiapan udang sebelum terjadinya molting. Ini adalah fase di mana udang mempersiapkan tubuhnya untuk melepaskan cangkang lama dan menggantinya dengan yang baru.

Di fase ini, udang mulai memproduksi enzim dan hormon tertentu yang diperlukan untuk melunakkan cangkang lama, serta mempersiapkan udang untuk melepaskan cangkang yang sudah tua.

Sebagian udang mungkin menunjukkan perilaku yang berbeda selama pre-molting, seperti kurangnya nafsu makan atau menjadi lebih pasif dari biasanya. Udang juga terkadang mencari tempat perlindungan dan mengurangi aktivitas mereka secara keseluruhan.

2. Molting

Molting adalah fase di mana udang melepaskan cangkang lama dan mengeluarkannya dari tubuhnya.

Jadi, udang akan melepaskan diri dari cangkang lama dengan cara menggembungkan tubuh mereka dan mendorong cangkangnya keluar.

Proses ini dapat memakan waktu beberapa jam dan merupakan fase yang rentan karena udang tidak memiliki perlindungan cangkang selama waktu ini.

Setelah berhasil melepaskan cangkang lama, udang akan memiliki cangkang yang baru dan lebih lembut. Cangkang baru ini membutuhkan waktu untuk mengeras dan menguat sehingga dapat memberikan perlindungan yang cukup kepada udang.

3. Post-Molting

Post-molting adalah fase yang terjadi setelah udang berhasil mengganti cangkang lama dengan yang baru. Umumnya, Selama fase ini, udang akan fokus pada pemulihan fisik dan penyesuaian diri dengan cangkang baru.

Proses pembentukan cangkang baru membutuhkan energi yang besar. Jadi, metabolisme udang akan meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan pengerasan cangkang baru, dan mereka akan memerlukan sumber energi tambahan selama fase ini.

Secara bertahap, cangkang baru akan mengeras dan menguat, memberikan perlindungan yang memadai bagi udang. Dan ketika cangkang baru telah mengeras sepenuhnya, udang akan kembali aktif dalam mencari makanan dan beraktivitas seperti biasa.

4. Inter-Molting

Inter-molting adalah fase di antara periode molting, di mana udang memiliki cangkang yang sudah mengeras sepenuhnya dan kembali beraktivitas secara normal.

Selama fase ini, udang akan mencari makan, bergerak di sekitar lingkungan mereka, dan berinteraksi dengan udang lainnya. Mereka juga akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk bertumbuh karena tidak lagi fokus pada proses pembentukan cangkang baru.

Pada saat yang tepat, udang akan mulai memasuki fase pre-molting lagi sebagai persiapan untuk siklus molting berikutnya. Mereka akan mulai memproduksi enzim dan hormon, serta mengalami perubahan fisik untuk mempersiapkan pergantian cangkang yang akan datang.

Cara Menangani Udang saat Molting

Sekarang Anda sudah tahu seluruh fase molting pada udang. Lalu, apa saja yang mesti dilakukan petambak saat menangani dan merawat udang yang sedang molting? Berikut di antaranya:

1. Perhatikan Kualitas Air Tambak

  • Kontrol Kualitas Air – Pastikan kualitas air tambak selalu terjaga. Hal ini meliputi stabilitas kadar kalsium yang diperlukan oleh udang untuk pembentukan kulit baru.
  • Pemantauan Mineral – Rutin memeriksa kadar fosfor dan mineral lainnya yang dibutuhkan oleh udang selama proses pembentukan kulit baru.
  • Penambahan Mineral – Menjaga stabilitas air dengan menambahkan mineral yang dibutuhkan udang secara rutin, memastikan bahwa udang memiliki sumber daya yang cukup untuk molting.

2. Atur Jumlah Pakan Udang

Sesuaikan pemberian pakan udang dengan fase molting-nya. Ketika udang selesai molting, mereka cenderung memiliki nafsu makan yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan. Oleh karena itu, tambahkan takaran pakan.

Namun, saat dalam fase pre-molt, kurangi jumlah pakan agar tidak terbuang sekaligus menjaga kualitas air.

3. Monitor Keadaan Lingkungan Tambak

  • Pantau Fase Molting – Lakukan pemantauan dan pencatatan terkait tahapan molting udang di tambak untuk memahami pola dan siklus molting yang dapat membantu dalam perencanaan selanjutnya.
  • Jaga Kestabilan Lingkungan – Upayakan agar kondisi lingkungan tambak tetap stabil selama proses molting untuk mengurangi stres pada udang.

Fenomena Molting Massal pada Udang dan Cara Mengatasinya

Pada saat fase purnama, biasanya petambak mencemaskan udang yang dibudidaya akan mengalami pergantian kulit (molting) massal. Ternyata terdapat mekanisme biologi yang bisa menjelaskan hubungan antara bulan purnama dengan molting massal pada udang.

Cahaya bulan akan memicu beberapa fungsi fisiologis dan biokimia dalam tubuh udang. Salah satunya berupa peningkatan produksi senyawa tiroid berupa ecdysterone pada hemolimfa udang. Senyawa tersebut berperan besar dalam mengatur pergantian kulit atau eksoskeleton pada udang.

moon-phases-and-how-they-affect-shrimp-farms-mass-molting-beware.jpg

Berdasarkan penelitian Rusaini & Owens (2019) terjadi proses molting yang cukup beragam di setiap fase bulan purnama pada udang windu, dimana molting tertinggi saat fase bulan baru (new moon) sebesar 36,96%.

Ketika molting terjadi, udang akan cenderung memuasakan diri dan menggunakan protein dalam tubuhnya guna pembentukan eksoskeleton yang baru dalam kurun waktu beberapa jam.

Proses ini sangat riskan, dimana udang akan lebih rentan terhadap perubahan kualitas air, terutama dalam menjaga tekanan osmotik tubuhnya. Apabila dibiarkan akan terjadi osmotic shock berupa penyerapan air yang berlebih pada sel tubuh udang.

Proses dekomposisi parsial eksoskeleton pada proses molting udang sangat merangsang udang lainnya. Cairan yang mengandung senyawa asam amino, enzim, dan senyawa organik lainnya memicu nafsu makan udang yang tidak dalam fase molting maupun setelah molting (post molting), sehingga berpotensi terjadi kanibalisme.

Untuk mengantisipasi molting massal yang akan terjadi, berikut tipsnya:

  1. Cek rutin fase molting udang – Pengecekan serta pencatatan fase molting dilakukan saat sampling, kita dapat memprediksi terjadinya siklus molting dalam tambak.
  2. Jaga kualitas air – Kualitas air perlu dijaga, terutama salinitas untuk tidak berubah secara drastis guna menjaga udang tidak mengalami shock.
  3. Kurangi jumlah pakan sesuai fase – Pemberian pakan ketika fase molting berlangsung dilakukan guna mencegah terjadinya pemberian pakan yang berlebih yang berpotensi mempengaruhi kualitas air dan memicu serangan penyakit.
  4. Lakukan penambahan mineral – Pemberian mineral berupa kalsium serta fosfor sangat diperlukan oleh udang guna mempercepat proses pembentukan kulit yang baru.

Kesimpulan

Molting adalah fase penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan udang budidaya. Untuk memastikan keberhasilan proses molting, para petambak perlu memahami berbagai aspek di dalam proses ini.

Mulai dari kebutuhan udang di tahap pre-molting, molting, post-molting, dan inter-molting, hingga melakukan pemeliharaan tambak selama udang melewati seluruh proses tersebut.

Intinya, berikut adalah langkah-langkah yang mesti diperhatikan petambak saat udang melewati fase molting:

  1. Pastikan kualitas air tambak terjaga dengan baik
  2. Atur jumlah pakan udang
  3. Pantau fase molting udang dengan cermat
  4. Monitor keadaan lingkungan tambak

Dengan pengelolaan yang tepat pada setiap tahapan molting, Anda dapat meminimalkan risiko kegagalan molting dan memastikan kesehatan serta pertumbuhan bagi udang budidaya Anda.

Jika Anda ingin memperbesar peluang keberhasilan budidaya, Anda bisa menggunakan JALA App, aplikasi ini sangat cocok untuk mendukung keberhasilan budidaya Anda!

Sebab, JALA App dapat membantu Anda mencatat, memantau, dan memahami kondisi budidaya dengan lebih mendalam dan praktis. Daftarkan diri Anda segera di app.jala.tech dan unduh versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store untuk memulai perjalanan budidaya Anda bersama JALA!

Referensi:

  • Aquaneo. 2020. Improving the Molting Periods in Farmed Shrimp in order to Promote Growth.
  • ISW. 2019. Mengenal Molting pada Budidaya Udang.
  • Rusaini, & Owens, L. 2010. Effect of moulting and lunar rhythms on the lymphoid organ spheroid (LOS) cells of the black tiger prawn (Penaeus monodon). Journal of Experimental Marine Biology and Ecology. 389: 6-12.
  • Rusaini, & Owens, L. 2019. The effect of viral infection on the relationship between the LOS cells and moulting stages of the black tiger prawn (Penaeus monodon). AACL Bioflux. 12(4): 1087-1101.
  • Suryati, E., Tenriulo, A., & Tonnek, S. 2013. Pengaruh pemberian ekstrak pakis sebagai moulting stimulan pada induk udang windu (Penaeus monodon. Fab) di hatchery. J. Ris. Akuakultur. 8(2): 221-229.
Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.